PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI KOTORAN SAPI YANG DI FERMENTASI SECARA ANAEROB

Novilda Elizabeth Mustamu, Yudi Triyanto, Khairul Rizal

Abstract


Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Masyarakat Desa Tanjung Medan adalah kurangmya pengetahuan mengelola limbah kotoran ternak sapi menjadi pupuk organik cair. Pupuk organik cair merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dibandingkan dengan pupuk anorganik. Kualitas pupuk organik cair harus memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal pupuk organik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Desa Tanjung Medan, Kecamatan Bilah Barat, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara bulan Juli 2022 sampai dengan Agustus 2022 dengan tujuan adalah untuk memberikan informasi dan melakukan pembuatan pupuk organik cair dari kotoran sapi secara fermentasi anaerob kepada para petani. Sampel pupuk organik cair dari fermentasi kotoran sapi dianalisis di Laboratorium Analitik PT. Socfin Indonesia. Data tersebut dibandingkan dengan Baku Mutu Pupuk organik cair (SNI) dari Permentan No.261/Kpts/SR.310/M/4/2019. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa fermentasi kotoran sapi mempunyai C/N Ratio 5,766; pH 7,31 yang memenuhi standar mutu, namun kandungan hara makro N, P, K masih dibawah standar mutu.

Keywords


C/N ratio, fermentation, cow manure, organic fertilizer

Full Text:

PDF

References


Farid M. (2020) . Pendampingan Pengelolaan Limbah Kotoran Sapi Menjadi Pupuk organik cairKepada Peternak Sapi di Desa Pandanarum Kecamatan Tempeh Lumajang. Khidmatuna: Jurnal Pengabdian Masyarakat volume 1(1):59–74.

Hessami, Mir-Akbar, Sky Christensen and Robert Gani. (1996) . Anaerobic digestion on household organik waste to produce biogas. Department of Mechanical Engineering, Monash University, Clayton, Victoria 3168, Australia.

Huda, S., & Wikanta, W. (2017). Aksiologiya : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Menjadi Pupuk organik cairSebagai Upaya Mendukung Usaha Peternakan Sapi Potong di Kelompok Tani Ternak Mandiri Jaya Desa Moropelang Kec. Babat Kab. Lamongan. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1, 26–35.

Mustikarini N, Ikaromah A, Supriyadi A, Nugraha TA, Ma’ruf NA. (2022). Pengaruh Variasi Komposisi Dekomposer EM4 dan Molase pada Pembuatan Pupuk organik cairCair dari Limbah Budidaya Lele. Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL); volume 4(1):47–52.

Nenobesi, D., Mella, W., & Soetedjo, P. (2017). Pemanfaatan Limbah Padat Kompos Kotoran Ternak dalam Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan dan Biomassa Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Pangan, 26, 43–55.

Nugraha, P. & Amini, N. (2013). Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Organik. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 2, 193–197.

Permentan (2019). Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 Tentang persyaratan teknis minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah.

Sihombing, D.T.H. (2000). Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor.

Subekti, K. (2015). Pembuatan kompos dari kotoran sapi (komposting). Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Windy, A. M., & Naibaho, T. T. ( 2022). Evaluasi Efektivitas Pelatihan Tematik Padi Lahan Rawa dengan metode Kirkpatrick Pembelajaran. J. Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis., 1(6), 1–8.




DOI: https://doi.org/10.33373/jmb.v9i1.7111

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


License URL: https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.