Penataan Gedung Serbaguna sebagai Bagian Ruang Publik Melalui Konsep Arsitektur Analogi (Studi Kasus: Kampung Tua Tiangwangkang, Batam, Indonesia)

I Gusti Ngurah Anom Gunawan, Leonardo Leonardo, Nur Syurianis

Abstract


Ruang publik merupakan elemen kota yang wajib ada pada tiap kawasan tempat tinggal masyarakat setempat, termasuk di area perkampungan Batam. Semakin bertambahnya jumlah penduduk mengharuskan ketersediaan ruang publik juga ikut bertambah. Namun, di perkampungan Batam, terutama Kampung Tua Tiangwangkang hampir tidak menyediakan sebuah ruang publik sehingga dapat mengganggu aktivitas utama dari suatu bangunan publik lainnya, seperti tempat ibadah, pelantar, dan sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi desain berupa gedung serbaguna sebagai bangunan penunjang aktivitas sosial masyarakat setempat dengan desain massa bangunan yang simbolik dengan merepresentasikan kehidupan suku Laut di atas permukaan laut. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang berfokus pada solusi untuk permasalahan yang ada dengan pengumpulan data berupa wawancara, observasi, arsip, serta bantuan aplikasi digital khusus arsitektur atau serupa untuk memberikan gambaran terhadap desain gedung. Hasil kajian dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa bangunan terapung, salah satunya yakni gedung serbaguna untuk Kampung Tua Tiangwangkang dapat direalisasikan dengan susunan struktur Very Large Floating Structure. Dari kajian struktur tersebut dapat diasumsikan bahwa struktur terapung ini juga dapat diterapkan ke dalam skala kecil, seperti rumah apung atau fasilitas lainnya yang mengapung. Dengan ini, inovasi dari puluhan tahun lalu dapat dijadikan solusi untuk masa depan bila wilayah daratan mulai minim lahan kosong.


Keywords


Ruang Serbaguna, Ruang Publik, Arsitektur Analogi, Bangunan Terapung, Kampung Tua Tiangwangkang.

Full Text:

PDF

References


W. D. Purnamasari, O. I. Rudinanda, and I. N. S. Wijaya, “Tipologi dan kualitas penggunaan ruang publik permukiman kampung kota Malang,” J. Tata Kota dan Drh., vol. 9, no. 1, pp. 43–50, 2017, [Online]. Available: www.journal.uta45jakarta.ac.id.

T. Nugroho, T. Arianto, and E. B. Wahyono, “Permasalahan penguasaan tanah perkampungan tua kota Batam,” Pros. Semin. Nasionar Tanah Adat Tahun 2019, pp. 261–281, 2019, [Online]. Available: http://repository.stpn.ac.id/id/eprint/232.

D. Suwadha, “Tiga kampung tua kantongi legalitas, 34 kampung tua lagi di Batam terus perjuangan,” wartakepri.co.id, 2020. https://wartakepri.co.id/2020/07/10/tiga-kampung-tua-kantongi-legalitas-34-kampung-tua-lagi-di-batam-terus-perjuangan/ (accessed Feb. 28, 2022).

Domu, “Kampung tua tiangwangkang, perkampungan keturunan suku laut di batam,” batamnow.com, Batam, p. 1, Aug. 28, 2021.

T. Purba, E. Y. Natalia, and Y. Santika, “Mendampingi kampung tua Tiangwangkang Batam menuju kampung warna warni,” J. ABDIMAS (Pengabdian Kpd. Masyarakat) UBJ, vol. 2, no. 1, pp. 70–77, 2019.

C. Chou, “Contesting the tenure of territoriality; the Orang Suku Laut,” Bijdr. tot taal-, land- en Volkenkd., vol. 153, no. 4, pp. 605–629, 1997, doi: 10.1163/22134379-90003917.

I. Azhari, “Dekonstruksi pembelajaran sejarah lokal di Kepulauan Riau,” J. Pendidik. Ilmu Sos., vol. 28, no. 2, pp. 152–163, 2019, [Online]. Available: https://doi.org/10.17509/jpis.v28i2.21067.

M. G. D. Bintana, A. S. Ekomadyo, D. Agumsari, and V. Susanto, “Sea nomads and cultural transformation, case study: kampung baru suku Laut, Sungai Buluh village, Lingga regency, Riau Islands,” in Proceedings of the 3rd International Conference on Dwelling Form, 2020, vol. 475, no. Idwell, pp. 123–131, doi: 10.2991/assehr.k.201009.013.

F. W. Rahmawati, S. Azizah, and E. Poedjioetami, “Penerapan tema arsitektur analogi pada perancangan wahana apresiasi seni kontemporer di Surabaya,” Tekstur (Journal Archit., vol. 1, no. 2, pp. 79–88, 2020, doi: 10.31284/j.tekstur.2020.v1i2.1087.

G. L. Oktaverina and A. Anisa, “Kajian konsep arsitektur analogi pada bangunan museum,” in Prosiding Semnastek, 2021, pp. 1–6, [Online]. Available: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/11475.

W. Batam, Peraturan daerah kota Batam nomor 2 tahun 2004 tentang rencana tata ruang wilayah kota Batam tahun 2004-2014. Indonesia: Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Batam, 2004, pp. 1–63.

Casnugi, “Kajian pola perilaku dan pemanfaatan ruang publik di kampung tepi sungai Winongo kasus studi : kampung Serangan, Gendingan dan Tejokusuman kelurahan Notoprajan kecamatan Ngampilan kota Yogyakarta,” Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2017.

H. Hartoyo and Santoni, “Kriteria ruang publik Kalijodo pendukung aksesibilitas dan peningkatan aktivitas,” ARTEKS J. Tek. Arsit., vol. 2, no. 2, pp. 113–124, 2018, doi: 10.30822/artk.v2i2.147.

M. M. Ghazali, “Sistem penunjang keputusan pemilihan gedung serbaguna dengan menggunakan metode topsis (studi kasus: kota Banjarmasin),” J-INTECH J. Inf. Technol., vol. 4, no. 01, pp. 107–114, 2016, [Online]. Available: http://jurnal.stiki.ac.id/J-INTECH/article/view/70.

N. Istikaanah, “Optimasi lama pemanfaatan ruang serbaguna sebagai sarana pendidikan dan keagamaan,” J. MathGram Mat., vol. 2, no. 2, 2017, [Online]. Available: https://ejournal.unugha.ac.id/index.php/mthg/article/view/170.

P. R. Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. Indonesia: Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum, Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2021, pp. 1–406.

C. D. Aguspriyanti, D. Tan, and I. Yunita, “Penyediaan ruang terbuka hijau publik berkonsep green architecture di kampung tua Tanjung Riau,” J. Archit. Des. Dev., vol. 02, no. 01, pp. 54–63, 2021, doi: 10.37253/jad.v2i1.4345.

W. Yuliani, “Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan konseling,” Quanta, vol. 2, no. 2, pp. 83–91, 2018, doi: 10.22460/q.v1i1p1-10.497.

T. Rachmawati, “Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif,” UNPAR Press, no. 1, pp. 1–29, 2017.

H. Hasanah, “Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial),” J. at-Taqaddum, vol. 8, no. 1, pp. 21–46, 2016, doi: 10.21580/at.v8i1.1163.

S. M. S. Al-munajjid, “Hukum membangun WC di kiblat masjid, dan hukum shalat di masjid ini,” islamqa.info, 2019. https://islamqa.info/id/answers/163134/hukum-membangun-wc-di-kiblat-masjid-dan-hukum-shalat-di-masjid-ini (accessed Apr. 21, 2022).

B. Leonard, “Hati-hati dengan kamar mandi. simak Feng Shui ini!,” rumah.com, 2015. https://www.rumah.com/berita-properti/2015/11/110905/hati-hati-dengan-kamar-mandi-simak-feng-shui-ini (accessed Apr. 21, 2022).

H. Tavana and M. J. Khanjani, “Reducing Hydroelastic Response of Very Large Floating Structure: A Literature Review,” Int. J. Comput. Appl., vol. 71, no. 5, pp. 13–17, 2013, doi: 10.5120/12353-8658.

C. M. Wang and Z. Y. Tay, “Very large floating structures: Applications, research and development,” Procedia Eng., vol. 14, pp. 62–72, 2011, doi: 10.1016/j.proeng.2011.07.007.

P. K. V.B and M. C.M, “Introducing gill cells in pontoon-type floating structures,” Int. J. Civ. Eng. Technol., vol. 5, no. 12, pp. 66–72, 2014, [Online]. Available: https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.1073.4360&rep=rep1&type=pdf.

D. C. Pham and C. M. Wang, “Optimal layout of gill cells for very large floating structures,” J. Struct. Eng., vol. 136, no. 7, pp. 907–916, 2010, doi: https://doi.org/10.1061/(ASCE)ST.1943-541X.0000182.

E. Neufert, Architects’ Data, 3rd ed. Australia: Wiley-Blackwell, 2000.

VSL, Floating Concrete Structures: Examples from Practice, 2nd ed. Berne, Switzerland: VSL International Ltd., 1992.




DOI: https://doi.org/10.33373/sigmateknika.v5i2.4717

Refbacks

  • There are currently no refbacks.





E-ISSN 2599-0616

 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

Sigma Teknika

Gedung Lt.1 Kampus Universitas Riau Kepulauan Batam

Jl. Batu Aji Baru No.99 Batu Aji

Email: sigmateknika@journal.unrika.ac.id

 

 

Web Analytics