BUDAYA MELAYU DALAM BUDAYA KERJA BIROKRASI PEMERINTAH KOTA BATAM

Rahmayandi Mulda, Nurfadila Nurfadila, Ronald Parlindungan, Meri Enita Puspita Sari, Nurhayati Nurhayati

Abstract


ABSTRACT
Local culture in government bureaucracy is important to study as an effort to understand the characteristics of bureaucratic culture in a region. As time goes by, local culture is increasingly disappearing. The aim of this research is to see how Malay culture grows and develops within the government bureaucracy in the city of Batam. The aim of the research is to determine the bureaucratic culture of the regional government of Batam City as one of the centers of Malay culture. The research method used is a descriptive qualitative method where the researcher uses an interview approach to parties who are related to the object under study such as state civil servants and society, a documentation approach analyzes documents in the form of books, pictures and other media that are related to the research object and the observation approach in the field sees directly and interacts more deeply with the research object. The results of this research found that by using several indicators of Malay culture such as the values of openness and truth, respect, cooperation, understanding, self-adaptation, politeness, forgiveness, politeness, trust and consideration, it was found that Malay culture is still growing and developing in the government bureaucratic environment. Batam city. This can be seen from various material and non-material elements such as the way of communicating, the style of the building and the way of dressing.

ABSTRAK
Budaya lokal dalam birokrasi pemerintahan penting dikaji sebagai upaya memahami karakteristik budaya birokrasi di suatu daerah, seiring berkembangnya waktu dan zaman budaya lokal semakin menghilang. Tujuan penelitian ini peneliti berupaya melihat bagaimana budaya melayu tumbuh dan berkembang dilingkungan birokrasi pemerintahan di kota Batam. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui budaya birokrasi pemerintah daerah kota Batam sebagai salah satu pusat kebudayaan melayu. Metode penelitian digunakan adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif dimana peneliti menggunakan pendekatan wawancara kepada pihak yang memiliki keterkaitan terhadap objek yang diteliti seperti aparatur sipil negara dan masyarakat, pendekatan dokumentasi menganalisis dokumen baik dalam bentuk buku,gambar, maupun media lainnya yang memiliki kaitan terhadap objek penelitian dan pendekatan observasi dilapangan melihat secara langsung dan melakukan interaksi lebih mendalam terhadap objek penelitian. Adapun hasil penelitian ini menemukan bahwa dengan menggunakan beberapa indikator budaya melayu seperti nilai keterbukaan dan kebenaran, penghargaan, kerja sama, kesepahaman, penyesuain diri, kesantunan, pemafan, kesantunan, kepercayaan dan bertimbang rasa, ditemukan bahwa budaya melayu masih tumbuh dan berkembang dilingkungan birokrasi pemerintah kota Batam. hal tersebut dapat dilihat dari berbagai unsur materil dan non materil seperti cara berkomunikasi dan corak bangunan serta cara berpakaian.

Keywords


Culture; Melayu; Bureaucracy; Government.

Full Text:

PDF

References


Abdullah, I. (2017). Glokalisasi Identitas Melayu: Potensi dan Tantangan Budaya dalam Reproduksi Kemelayuan. Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 6(2).

Antar, Venus. (2015). Filsafat Komunikasi Orang Melayu. Bandung: Simbiosa Reksatama Media.

Asrinaldi, Azwar. (2018). Dimensi Kekuasaan Penghulu Adat Melayu Riau Dalam Pelaksanaan Demokrasi Lokal. Jurnal antropologi fisip Unand, 20(1).

Effendy, Tenas. (2013) Kearifan Pemikiran Melayu. Pekanbaru: Tenas Effendy Foundation.

Jubba, Hasse., Muh Rafi., & Zuly Qodir. (2021). Politik Identitas Melayu Islam sebagai Upaya Mewujudkan Budaya Berintegritas. Politicon: Jurnal Ilmu Politik, 3(1).

Lubis, H.S.D., Tanjung T., & Muhajir A. (2022). Pendekatan Elemen-Elemen Melayu-Islam dalam Restrukturisasi Birokrasi pada Kesultanan Palembang Darussalam oleh Sultan Mahmud Badaruddin II. Patrawidya, 23(2).

Long, Nikholas J. (2012). being malay in Indonesia: Histories, Hopes And Citizenship In Riau Archipelago. Singapura: asian studies of Australia association bekerja sama dengan NUS dan NIAS press

Rivai, Abdul. (2013). Budaya Kerja Birokrasi Pemerintah Dalam Pelayanan Publik. Jurnal Academia Fisip Untad, 5(1).

Sobri, Kiagus Muh. (2009). Penerapan Nilai Budaya Melayu Dalam Mewujudkan Reformasi Birokrasi Indonesia. Jurnal aplikasi manajemen, 7(2).

Sulistyawaty S, & Purba N. (2019). Strategi Pencegahan Korupsi Dengan Budaya Malu (Studi Komparatif Masyarakat Melayu Indonesia Dengan Jepang. Jurnal Penelitian Pendidikan dan Sosial Humaniora, 4(1).

Supriadi G & Guno T. (2009). Budaya Kerja Organisasi Pemerintah. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Thoha, Miftah.(2012). Birokrasi Pemerintah Dan Kekuasaan di Indonesia. Yogyakarta: Thafa Media.

Zainuddin, M.(2018). Mekanisme Lembaga Adat Melayu Riau dalam Melestarikan Wisata Budaya di Provinsi Riau. Jurnal Agregasi, 6(1).




DOI: https://doi.org/10.33373/jtp.v5i2.5594

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Flag Counter

Web Analytics

View JTP Statistic

 

Office:

Department of Government Studies, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Riau Kepulauan

unit E

Jl. Pahlawan No. 99, Bukit Tempayan, Batu Aji, Kota Batam

Contact: (0778) 39275

e-mail: jurnaltriaspolitika2017@gmail.com 

________________________________________________________________________________________________________________________________

 

In Cooperation with:                     Powered By: 

   

 

 

Lisensi Creative Commons

Jurnal Trias Politika (JTP) is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.